Kisah Rasulullah membelah Bulan
Semakin banyaknya umat Rasulullah yang memeluk Islam, membuat kaum kafir Quraisy merasa sangat marah, Dan akhirnya mereka melakukan berbagai cara agar para umat Rasulullah tidak mempercayai ajaran Nya .
Mereka membuat rencana busuk yang sangat tidak masuk akal untuk menyudutkan Rasulullah, Dengan menentang nabi Muhamad melakukan hal yang mustahil untuk membuktikan kebenaran kenabiannya.
Kaum kafir Quraisy berkata;
"Jika memang engkau adalah seorang nabi, tunjukkan lah satu mukjizat kepada kami. Belah lah bulan purnama yang kini tengah temaram menjadi dua Bagian di bukit Mekah, Letakan yang sebelah di atas bukit Abu Qubais, dan letakan yang sebelahnya lagi di atas bukit Qaiqa’an "
Kaum kafir Quraisy berkata;
"Jika memang engkau adalah seorang nabi, tunjukkan lah satu mukjizat kepada kami. Belah lah bulan purnama yang kini tengah temaram menjadi dua bagian di bukit Mekah, Letakan yang sebelah di atas bukit Abu Qubais, dan letakan yang sebelahnya lagi di atas bukit Qaiqa’an "
Rasulullah menjawab kaum kafir Quraisy tesebut;
“Jika aku sanggup menjawab tantangan kalian, apakah kalian akan percaya jika aku memang diutus oleh Allah untuk menunjukan jalan kebenaran pada kalian?”
Lalu Rasulullah berdoa memohon kepada Allah untuk mengabulkan permintaan kaum kafir Quraisy. Dengan izin Allah, Rasulullah menunjuk jari nya kearah bulan. lalu bulan pun terbelah menjadi dua bagian dan diletakan di atas bukit Abu Qubais dan bukit Qaiqa’an
Melihat mukjizat tersebut kaum kafir Quraisy hanya terdiam, Kemudian Rasulullah berkata; Saksikanlah kebesaran Allah swt yang telah ditunjukan kepada kalian?!
Mereka kaum kafir Quraisy tidak sama sekali percaya dengan mukjizat yang telah dilihat nya, Dan berkata; "Ini Sihir!!!, Ya ini Sihir !!!"
(HR. al-Bukhari dalam Kitab Fadhail ash-Shahabah 3655) yang artinya;
“Beliau perlihatkan kepada mereka bulan terbelah. Sampai mereka lihat Hira nama tempat di antara keduanya.”
Dalam riwayat lain, (HR. al-Bukhari dalam Kitab at-Tafsir Surat al-Qamar 4583) yang artinya;
“Terbelah dua. Satu belahan di atas gunung. Belahan lainnya di sisi yang berbeda.”
Diriwayatkan juga dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu, (HR. al-Bukhari dalam Kitab al-Manaqib 3437 dan Muslim dalam Kitab Sifat al-Qiyamah wa al-Jannah wa an-Nar 2800) yang artinya;
“Bulan terbelah menjadi dua bagian di masa Rasulullah. Nabi muhamad saw bersabda; ‘Saksikanlah!’”
Pristiwa Hal tersebut terjadi sampai dua kali. Ini berdasarkan riwayat dari Anas bin Malik Ra,(HR. Muslim dalam Kitab Sifat al-Qiyamah wa al-Jannah wa an-Nar 2802 dan Ahmad 13177) yang artinya;
“Dua kali beliau perlihatkan bulan terbelah.”
Pertama terjadi di Mina. Yaitu ucapan Anas (HR. al-Bukhari dalam Kitab Fadhail ash-Shahabah 3656) yang artinya;
“Bulan terbelah. Saat itu kami bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di Mina.”
Dan kejadian kedua terjadi di Mekah. Yaitu sebagaimana diriwayatkan Abdullah bin Mas’ud Ra, (HR. al-Bukhari dalam Kitab Fadhail ash-Shahabah 3656) yang artinya;
“Bulan terbelah di Mekah.”
(QS. Al Qomar 54 ayat 1-2) yang artinya;
“Orang-orang Mekah meminta Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mendatangkan sebuah mukjizat. Bulan pun terbelah dua kali di Mekah. Turunlah firman Allah: ‘Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan. Sampai firman-Nya “(Ini adalah) sihir yang terus-menerus”
Dari Abdullah bin Mas’ud Ra, (HR. al-Hakim 3757) yang artinya;
“Aku melihat bulan terbelah menjadi dua bagian sebanyak dua kali. Peristiwa ini terjadi di Mekah sebelum hijrahnya Rasulullah. Satu potongan di atas Gunung Abu Qubais dan potongan lainnya di atas as-Suwaida. Mereka berkata,Bulan telah disihir.
Mereka kaum kafir Qurais mencari-cari alasan untuk mendustkan mukjizat ini. Sampai-sampai mereka bertanya pada orang-orang yang baru datang dari safar.
Dengan sangkaan, kalau seandainya ini sihir, maka sihir itu tidak punya pengaruh pada orang-orang yang berada di luar Mekah, yang sedang bersafar.
Para musafir ini menjawab bahwa mereka melihat bulan terbelah pada malam dan waktu yang sama saat mereka melihatnya terbelah, Mendengar jawaban tersebut, mereka malah berseloroh“Ini adalah sihir yang terus-menerus”
Niat mereka sejak awal memang bukan untuk membenarkan dan beriman. Dari Abdullah bin Mas’ud Ra, (HR. Abu Dawud 293. As-Saqaf berkata, “Riwayat Abu Dawud ath-Thayalisi dengan sanad yang shahih) yang artinya;
“Bulan terbelah di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Orang-orang Quraisy berkata, ‘Ini adalah sihirnya Ibnu Abi Kabsyah (mereka gelari Rasulullah dengan sebutan demikian)’. Kata mereka, ‘Tunggulah kedatangan orang-orang yang bersafar. Karena Muhammad tak akan mampu menyihir semua orang’. Kemudian datanglah orang-orang dari safar. Mereka malah mengatakan seperti itu”
Diriwayatkan juga dari Abdullah bin Mas’ud, (HR. al-Baihaqi dalam Dala-il an-Nubuwah 2,266-267) Abu Nu’aim al-Ashbahani dalam Dala-il an-Nubuwah 281) yang artinya;
“Bulan terbelah di Mekah hingga menjadi dua bagian. Orang-orang kafir Mekah berkata, Ini adalah sihir. Ibnu Abi Kabsyah menyihir kalian. Tunggulah orang-orang yang bersafar tiba. Kalau mereka melihat seperti apa yang kalian lihat, maka Muhammad benar. Kalau mereka tidak melihat apa yang kalian lihat, maka Muhamad telah menyihir kalian" Mereka bertanya pada para muasafir yang datang dari berbagai penjuru. mereka berkata; "Kami melihatnya”
Dari kisah Rasulullah membelah bulan semoga kita dapat mengambil hikmah dari kejadian tersebut, Dan menjadikan nya pelajaran. Jika terdapat salah-salah kata saya mohon maaf sebesar-besar nya, Dan jika terdapat kebenaran, Itu semata-mata datang nya hanya dari Allah Swt.
Belum ada Komentar untuk "Kisah Rasulullah membelah Bulan"
Posting Komentar